“Fotografer datang paling awal dan
pulang paling akhir”,
adalah kalimat yang harus diterapkan kapanpun dan di manapun seorang fotografer
bekerja. Secara kasat mata kerja seorang fotografer tampak seperti datang,
memotret lalu pergi. Padahal sesungguhnya kerja di lapangan hanya sepersekian persen
dari kerja total yang dilakukan oleh seorang fotografer. Bagian terbesar dari
kerja ini justru terletak di dipersiapannya atau pra-produksi.
Agar
foto dapat dilihat dengan enak,objek yang dihasilkan harus fokus. Seorang
fotografer harus dibiasakan mengambil foto dalam keadaan under pressure
agar matanya terlatih dalam melihat objek secara jernih. Saat sekarang kamera
dan lensa sudah dilengkapi dengan fitur AF (Auto Focus) yang dapat
membantu fotografer.
Persiapan
yang paling mendasar adalah kemampuan teknis. Hal ini tidak bisa dipelajari
dalam waktu singkat. Perlu waktu beberapa hari sampai bulan untuk menguasai
teori fotografi dasr dan juga pengenalan pada alat yang dipakai. Pada pemakian
lensa non otofocus, harus ada pembiasan dalam dalam memutar gelang
fokus. Ada lensa yang memutar searah jarum jam untuk mendapatkan fokus yang tak
terhingga, namun ada yang sebaliknya. Lampu kilat dari dua jenis dengan merek
yang samapun sering punya aturan penyetelan yang berbeda. Pendeknya seorang
fotografer harus sangat kenal dengan benda-benda yang akan dipakainya. Hal
terpenting yang harus diingat adalah kerja, kerja seorang fotografer tidak
kenal waktu. Kejadian yang harus dipotret bisa datang kapanpun.
Maka,
akan sangat berguna bagi seorang fotografer untuk datang awal sebelum waktu
pemotretan. Ini beguna untuk berjaga-jaga bila ada sesuatu kekurangan pada alat
yang dibawanya.Tidak
hanya itu, seorang fotografer harus
menguasai teknik-teknik dasar fotografi yang mempengaruhi kualitas gambar foto
yang diambilnya. Teknik-teknik dasar fotografi itu adalah:
1. Composition atau
Angle (sudut pandang)
Untuk
menghasilkan foto yang menarik diperlukan keberanian untuk meletakan objek foto
tidak selalu ditengah frame kamera. Biasanya para pemula sering terpaku dengan
teori-teori yang pernah diketahui. Padahal dengan meletakan objek d ipojok frame
juga akan menarik asal dapat menyatu dengan elemen yang ada disekitar objek.
Setiap fotografer mempunyai cara yang berbeda dalam mengambil kondisi/angle,
itu semua tergantung dari sense of art dan banyak memotret.
2. Deph of Field (ketajaman)
Seorang
fotografer harus dapat menemukan ketajaman objek yang akan dijepretnya. Apakah
objek tersebut dibuat fokus semuanya atau hanya objek utama yang fokus
sedangkan objek yang lainnya tidak.
3. Exposure (pencahayaan)
Hasil
sebuah foto sangat ditentukan oleh pencahayaan yang ada. Foto yang baik adalah
foto dengan pencahayaan yang pas, tidak under dan over exposure.
4. Focus (fokus)
Seorang
fotografer juga harus selalu dalam keadaan siap. Kondisi selalu siap ini bisa
dicapai oleh seorang jurnalis foto jika mampu mendisiplinkan diri untuk
mengembalikan segala sesuatu pada tempatnya dan pada kondisi terbaiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar