“Firman”
pertama dalam jurnalistik berbunyi “reporter harus menjawab pertanyaan ‘apa’, ‘siapa’,
di mana’, ‘kapan’, ‘kenapa’ dan ‘bagaimana dalam laporan yang ia tlis. Yang sering
dirumuskan 5W + 1H. Berita yang lengkap harus menjawab keenam pertanyaan pokok
itu.
Kenyataan
yang dilaporkan berita hendaklah ditulis dengan baik, dalam arti baik isi berita
itu mampun teknis penyajiannya. Dalam hal menguji kualitas berita,
perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1. Melaporkan
fakta mutakhir.
Idealnya,
sebuah berita menyajikan fakta mutakhir tentang kenyataan yang ia laporkan. Fakta
mutakhir bagi surat kabar harian adalah fakta yang ditemukan sebelum deadline
persiapan penerbitan. Surat kabar edisi Senin Pagi hendaknya menceritakan fakta
yang ditemukan pada minggu malam. Bagi kantor berita dan demikian pul bagi on
line media. Fakta yang tersiar berupa fakta yang ditemukan satu atau bahkan
setengah jam sebelum berita itu disiarkan.
2. Disusun
dengan struktur piramida terbalik.
Berita
melapor dengan mengutamakan kecepatan penyampaian informasi. Hal itu
dikarenakan agar pembaca maupun audiens mampu mengetahui isi pokok permasalahan
yang diberitakan dalam jangka waktu yang cepat. Bila berita terlalu panjang
atau lama biasanya membuat pembaca maupun audiens malas untuk mengikutinya
hingga selesai.
3. Dibuka
dengan lead yang kuat.
Paragraf
pertama (lead) berita yang kuat
adalah lead yang mengabarkan informasi paling pokok dari kenyataan yang
diceritakan. Informasi yang paling pokok berarti fakta yang nilai penting atau
daya tariknya paling tinggi.
4. Berimbang
(balanced) atau melaporkan kedua sisi mata uang (cover both sides).
Berita
yang baik adalah berita yang tidak berat sebelah. Jika ada dua pihak yang
berbeda pendapat atau berbeda dalam penjelasan yang diberikan kedua-duanya
haruslah diberi tempat pada berita yang sama.
5. Lengkap
menjawab 5W + 1H.
Berita
yang baik tidak menyisakan pertanyaan pada pembaca untuk memahami dengan jelas
cerita yangia baca. Untuk itu si pelapor haruslah memberikan jawaban yang cukup
dan yang relevan untuk 5W + 1H.
6. Akurat
dalam menyebut fakta.
Akurasi
amatlah penting dalam publikasi. Sekali terjadi penyebutan fakta dengan tidak
akurat, besar kemungkinan banyak orang yang disesatkan oleh kelalaian dalam
akurasi itu. Walaupun ada kesempatan untuk membuat pembetulan, tetapi tidak ada
jaminan audiens mau membaca ulang berita atau cerita tersebut.
7. Fair
atau jujur dan tidak berprasangka.
Opini
atau pendapat pelapor adalah sesuatu yang terlarang untuk masuk ke dalam
berita. Kerap dikatakan bahwa berita haruslah objektif. Walaupun dalam
kenyataanya berita atau jurnalisme tidak objekti tapi senantiasa subjektif. Jujur
berarti menceritakan fakta sebagaimana adanya tanpa dibumbui penilaian, tidak
disertai oleh upaya membesar-besarkan, mendramatisasi dan juga tidak diganggu
oleh ikhtiar menyembunyikan kenyataan.
8. Disertai
background information manakala ia
diperlukan.
Agar
pembaca dapat memahami duduk perkara sebuah issue,
latar belakang peristiwa atau masalah yang dilaporkan perlu diungkapkan dengan
jelas.
9. Angel
berita haruslah tajam.
Angel
atau sudut pandang adalah alat bagi si pelapor untuk membantu pembaca melihat
suatu kejadian atau masalah dari suatu segi yang lebih jelas.
10. Mematuhi
ketentuan yang diatur kode etik jurnalistik.
Etika
adalah ketentuan yang senantiasa harus dipatuhi. Hanya moral yang baik dan
keberhati-hatian yang dapat menolong seorang wartawan. Etika meliputi berbagai
aspek dapat menyangkut nama baik seseoarang yang dapat berubah menjadi kasus hukum.
11. Terhindar
dari kemungkinan dituntut secara hukum.
Reporter
dan editor haruslah cermat memperhitungkan kemungkinan terjadinya kasus hokum.
12. Mempertimbangkan
aspek pendidikan publik.
Aspek
pendidikan public dapat beraneka ragam. Etika jurnalisme biasanya mencegah
wartawan menimbulkan pengaruh buruk lewat laporannya.
13. Disajikan
dengan jernih, tidak membingungkan atau tidak membawa pembaca ragu-ragu dan tidak
ditulis dengan membuat pengulangan yang tidak perlu.
Seorang
reporter harus menyusun ceritanya dengan jernih, mudah dipahami, tidak
bolak-balik, tidak mengharuskan pembaca berpikir ekstra dan tidak membuat pengulangan yang tidak
perlu.
14. Ditulis
dengan bahasa yang hemat dan jelas.
Jurnalisme
menganut prinsip “sampaikanlah informasi dengan cepat dan jelas dalam ruang dan
waku yang relative terbatas. Karena itu bahas untuk jurnalistuk termasuk berita
haruslah jelas dan hemat. Kejelasan meliputi makna kata dan pemgertian kalimat.
15. Judul
berita hendaklah melaporkan peristwa atau masalah (telling the story).
Berita
ditulis dengan prinsip “dapat dibaca sebagian”, awalnya saja tanpa harus
diikuti sampai ke ujung cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar